Jembatan gantung Panyindangan merupakan sebuah jembatan gantung yang menghubungkan wilayah Desa Gunasari dengan wilayah Desa Baginda yang terpisahkan oleh aliran Sungai Cihonje. Dikenal dengan nama Panyindangan karena berada di dekat dusun yang bernama Panyindangan di Desa Gunasari.
Jembatan gantung ini merupakan salah satu dari empat jembatan gantung yang dibangun oleh pemerintah pusat di wilayah Kabupaten Sumedang melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jembatan gantung ini dibangun untuk menggantikan jembatan gantung sebelumnya yang dibangun oleh Tim Ekspedisi Jembatan Harapan Rumah Zakat dan Vertical Rescue Indonesia pada tahun 2017.
Jika dibandingkan dengan jembatan sebelumnya yang dikenal dengan Jembatan Harapan, jembatan gantung Panyindangan ini memiliki bentuk yang lebih kuat dan lebih lebar. Jembatan gantung yang baru ini dibangun menggunakan teknologi Judesa (Jembatan Gantung untuk Pedesaan Asimetris) yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jembatan gantung yang dibangun menggunakan teknologi Judesa ini diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki ataupun pesepeda motor di pedesaan dengan biaya murah dan pelaksanaan pembangunannya melibatkan masyarakat setempat. Jembatan Judesa ini merupakan tipe asimetris baik berbentuk satu pylon maupun dua pylon (tipe asimetris ganda).
Jembatan gantung Panyindangan memiliki bentang sepanjang 120 meter. Jembatan ini dibangun menggunakan teknologi Judesa tipe asimetris ganda, sesuai dengan panjang jembatannya. Lebar jembatannya sebesar 1,65 meter dengan pondasi berbahan beton dan baja dilapisi semen. Jembatan ini juga dilengkapi dengan tali angin sebagai penyeimbang dan papan atau lantai pijakan dari papan baja dengan berat total mencapai 15 ton.
Jembatan gantung Panyindangan ini dibangun akhir tahun 2018 dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 28,5 milyar. Pembiayaannya berasal dari APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan jembatan gantung ini berbarengan dengan tiga buah pembangunan jembatan gantung lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang. Pembangunan jembatan ini selesai di akhir tahun 2018 dan kemudian diresmikan penggunaannya oleh Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir pada tanggal 23 Januari 2019.
Jembatan gantung Panyindangan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di kedua desa yang dihubungkan oleh jembatan ini yaitu Desa Baginda dan Desa Gunasari. Aktivitas perekonomian dan aktivitas penduduk sekitar lainnya jadi lebih mudah dan lebih dekat. Jembatan ini memudahkan akses masyarakat untuk ke tempat pendidikan, kesehatan, dan mengangkut hasil bumi. Jembatan gantung Panyindangan ini, selain bisa dilalui oleh pejalan kaki, bisa juga dilewati sepeda motor dan mobil ambulan mini.
Selain berfungsi sebagai jalur akses penduduk dan kendaraan, jembatan gantung Panyindangan bisa digunakan sebagai lokasi selfie atau swafoto. Hal ini tidak lepas dari panorama alam di sekitar jembatan yang berupa hamparan pesawahan yang dibelah oleh aliran Sungai Cihonje.
Ahad | |
Senin | |
Selasa | |
Rabu | |
Kamis | |
Jumat | |
Sabtu |
Jembatan penyeberangan |
Spot selfie dan swafoto |