Jembatan Cinambo merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan wilayah Desa Cijeungjing dengan wilayah Desa Jemah. Jembatan ini melewati sungai Cinambo yang bermuara di sungai Cimanuk dan memiliki hulu di Gunung Jagat ini. Sungai Cinambo ini merupakan batas wilayah antara Desa Cijeungjing dan Desa Jemah.
Jembatan ini memiliki nilai historis khususnya bagi masyarakat Kecamatan Jatigede. Sebelum berganti nama menjadi Kecamatan Jatigede, ibu kota Kecamatan Cadasngampar ini masih berlokasi di Desa Sukakersa. Ketika itu, jembatan ini menjadi jembatan yang sangat vital bagi masyarakat Cadasngampar yang mau bepergian ke kantor kecamatan. Begitu juga bagi mau bepergian dari Tolengas-Cirebon ke arah Wado dan Malangbong Garut atau sebaliknya bisa melewati jalur jembatan ini.
Menurut sejarahnya, jembatan ini dibangun semenjak jaman penjajahan Belanda. Jembatan ini memiliki lebar 3 meter dengan panjang 25 meter. Ketika jaman revolusi melawan penjajah Belanda, jembatan ini pernah dipakai para pejuang Republik Indonesia untuk mengadang tentara Belanda. Dan ketika penumpasan DI/TII, jembatan Cinambo dipakai Pager Betis untuk menggepung tentara Darul Islam di bawah pimpinan Kartosuwiryo.
Ketika bendungan Jatigede mulai diairi, jembatan ini dibongkar karena akan tenggelam oleh air bendungan, malahan menjadi dasar bendungan. Namun tidak dibongkar semuanya karena konstruksinya yang sangat kokoh.
(Sumber: dari berbagai sumber termasuk facebook Dedi Rustandi)
Ahad | |
Senin | |
Selasa | |
Rabu | |
Kamis | |
Jumat | |
Sabtu |