Akses Lokasi

  • Akses Jalan Kaki
    Akses Sepeda
    Akses Sepeda Motor
    Akses Mobil Pribadi
    Akses Angkutan Umum
    Akses Mobil Bus
  • Berada di kawasan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor

Share & Like

Peta Lokasi

Foto Utama

Dekade 1840-an, seorang tuan tanah berkebangsaan Jerman bernama Baron Braud bekerja sama dengan perusahaan swasta milik Belanda mendirikan perkebunan karet. Perkebunan karet ini berdiri di atas tanah yang luasnya mencapai 962 hektar. Saking luasnya untuk mengawasinya diperlukan menara pengawas yang cukup tinggi. Dan untuk itu dibangunlah sebuah menara pengawas yang dilengkapi dengan lonceng di atasnya. Saat ini menara yang dibangun ini dikenal dengan nama Menara Loji.

Selain berfungsi sebagai menara pengawas, menara ini juga berfungsi pemberi tanda waktu bagi petani yang menyadap karet. Lonceng yang berada di atas menara ini akan dibunyikan sebagai penanda waktu. Dalam sehari, lonceng ini akan dibunyikan tiga kali. Yang pertama pada pukul lima pagi yang menandakan waktunya bagi pekerja/petani untuk mulai menyadap karet. Kemudian yang kedua kalinya pada pukul sepuluh siang yang menandakan waktunya untuk mengambil mangkuk yang telah terisi getah karet. Dan terakhir lonceng akan berbunyi pada pukul dua siang yang menandakan waktunya pulang bagi para pekerja ke rumahnya masing-masing.

Sampai sekarang Menara Loji ini masih berdiri kokoh. Menara bercat putih dan bergaya neo gothic Belanda ini memiliki atap berbentuk segi delapan dan mengerucut di bagian atasnya. Paling atas dihiasi dengan garpu tiga jari seperti senjata trisula. Sayangnya, lonceng yang berada di atas menara sudah hilang. Katanya ada yang mencuri sekitar tahun 1980-an. Sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Pada tahun 1990, area perkebunan karet ini dialihfungsikan menjadi kawasan pendidikan dengan dibangun empat buah perguruan tinggi, yakni Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN), Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), Universitas Pajdajdaran (Unpad), dan Universitas Winaya Mukti (Unwim). Sayangnya, perkembangan pesat yang dialami Jatinangor tidak diiringi dengan perhatian terhadap situs sejarahnya. Termasuk Menara Loji ini. Menara Loji yang kemudian termasuk pada kawasan pendidikan Unwim, Menara Loji dan kawasan di sekitarnya seperti terabaikan.

Saat ini ketika pengelola Unwim beralih dan menjadi kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, Menara Loji berada di bawah tanggung jawab ITB. Sebagai pengelola yang baru, ITB menyulap kawasan menara tua itu menjadi Taman Loji. Menara loji pun jadi terlihat lebih terawat dari sebelumnya. Tujuan didirikan taman ini yaitu agar Jatinangor memiliki ruang terbuka publik sekaligus bisa mengenang peninggalan sejarah pada zaman dahulu.

Walaupun Taman Loji ini belum terbuka untuk umum, taman tersebut sudah boleh dikunjungi oleh siapa saja. Bahkan pada Sabtu dan Minggu sudah banyak pengunjung yang datang ke Taman Loji. Ke depannya pihak ITB akan melibatkan warga setempat untuk membantu mengamankan kawasan Taman Loji beserta Menara Loji ini. Dengan adanya Taman Loji, Kabupaten Sumedang akan memiliki ruang publik sendiri. Selain itu, peninggalan bersejarahnya pun menjadi lebih terawat.

Tidak jauh dari lokasi Menara Loji, terdapat makam Baron Braud. Lebih parah dari menara loji sebelumnya, kondisi makam ini sangat tidak terawat. Tidak ada pagar yang mengelilingi untuk melindungi makam tersebut. Bahkan bentuk makam terlihat seperti bongkahan tempat duduk karena tidak ada batu nisan.

(Sumber: Tribun NewsJatinangor PisanDjaman Doeloe)

/Institut Teknologi Bandung Kampus Jatinangor
1841
Jatinangor
Wisata sejarah