Akses Lokasi

  • Akses Jalan Kaki
    Akses Sepeda
    Akses Sepeda Motor
    Akses Mobil Pribadi
    Akses Angkutan Umum
    Akses Mobil Bus
  • Berlokasi di kawasan Panjunan Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan
  • Bisa diakses menggunakan berbagai jenis kendaraan baik roda dua maupun roda empat
  • Dilewati angkutan umum baik Angkutan Umum Perkotaan maupun Angkutan Umum Antar Kota

Share & Like

Peta Lokasi

Foto Utama

Gunung Kunci merupakan sebuah gunung kecil yang lebih mirip sebagai bukit yang berada di bagian barat wilayah perkotaan Sumedang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota Sumedang, sekitar 750 meter dari Alun-alun Sumedang menggunakan jalan raya. Di atas Gunung Kunci ini terdapat bangunan peninggalan penjajah Belanda berupa benteng pertahanan.

Gunung Kunci ini dikenal juga dengan nama Gunung Panjunan. Nama Gunung Kunci berasal dari sebutan Belanda untuk tempat pertahanan sebagai kunci pertahanan terbesar. Tempat pertahanan ini berupa benteng pertahanan yang jika dipilah terbagi ke dalam tiga bagian atau tiga lantai. Benteng pertahanan di Gunung Kunci ini sengaja dibangun oleh penjajah Belanda antara tahun 1914 sampai dengan 1917 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum. Sumedang sendiri pada waktu berada pada masa pemerintahan Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeria Atmadja yang berkuasa antara tahun 1883 s.d. 1919. Benteng pertahanan ini diresmikan pada tahun 1918.

Pada awalnya, sebagaimana dikisahkan oleh facebook Deddi Rustandi, kawasan Gunung Kunci merupakan dataran yang berada di sebelah timur kaki Gunung Palasari. Pada awal tahun 1900-an, lahan yang memiliki luas 2.600 meter persegi milik seorang bangsawan Sumedang ini dibeli oleh penjajah Belanda. Oleh penjajah Belanda di kawasan yang berupa dataran ini disulap menjadi benteng pertahanan yang dilengkapi dengan ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah seluas kurang lebih 450 meter persegi tersebut berfungsi sebagai bungker.

Di sekelilingnya terdapat tempat pertahanan dan di bagian atasnya terdapat tembok benteng berbentuk lonjong yang menyerupai motor boat dengan panjang 70 meter dari barat ke timur dan lebar 30 meter dari utara ke selatan. Di bagian tengahnya terdapat bangunan tersembunyi yang memiliki kamar-kamar, dengan tiap kamar bisa menampung sekitar lima sampai dengan tujuh tempat tidur. Di bagian atas bangunan yang terletak di tengah ini sengaja ditimbun menggunakan tanah sehingga menyerupai bukit hingga sekarang.

Dari tiga level benteng pertahanan di Gunung Kunci ini, bagian pertama (lantai bawah) diperuntukan sebagai ruangan prajurit. Kemudian bagian keduanya dipergunakan untuk ruangan perwira, dan bagian atas terluarnya berupa benteng pertahanan berbentuk motor boat yang juga berfungsi sebagai benteng pengawas. Antara lantai pertama dan kedua dihubungkan oleh lorong gua yang berukuran panjang kurang lebih 200 meter. Antarruangan di dalamnya dihubungkan dengan goa buatan berjumlah 17 buah.

Sebagaimana bangunan benteng lainnya yang dibangun oleh penjajah Belanda yang tersebar di beberapa tempat di sekitaran kota Sumedang, bangunan benteng di Gunung Kunci juga memiliki ketebalan tembok yang tebal, sehingga sangat kokoh. Hal ini menjadikannya benteng Gunung Kunci sebagai salah satu benteng yang masih utuh walau di bagian atas depan terdapat bangunan yang luluh lantak menyisakan puing berukuran besar. Menurut salah satu sumber, benteng yang luluh lantak ini dikarenakan dibom oleh penjajah Jepang.

Ada yang menyebutkan, pembangunan benteng pertahanan di Gunung Kunci ini terkait dengan kegiatan pengawasan pemerintahan Sumedang. Hal ini didukung dengan posisi benteng Gunung Kunci yang langsung menghadap ke arah pusat pemerintahan Sumedang pada waktu itu, di sebelah selatan Alun-alun Sumedang. Ditambah dengan lokasinya yang cukup dekat sehingga masih dalam jangkauan jarak tembak meriam.

Saat ini, benteng pertahanan di Gunung Kunci menjadi bagian dari Taman Hutan Rakyat (Tahura) Gunung Palasari dan Gunung Kunci. Sehingga bisa dikunjungi dengan lokasi tujuan wisata, terutama wisata sejarah. Ketika mengunjung kawasan Gunung Kunci ini, dari pintu gerbang masuk depan pengunjung akan mengikuti jalan menanjak berupa tangga dari tembok. Naik ke atas akan sampai di pintu masuk benteng pertahanan berupa goa di lantai pertama. Di atas pintu masuk ini terdapat penanda dengan tulisan Pandjoenan diikuti sombol dua kunci bersilangan yang di bawahnya dilengkapi tulisan G. Koentji serta angka tahun 1917.

Memasuki pintu ini akan memasuki lorong dan ruangan yang ada di lantai pertama. Dari lantai pertama juga ada tangga untuk naik ke lantai dua dimana bangunannya sebagian sudah luluh lantak. Di lantai duanya bisa berkeliling mengintari bagian atas Gunung Kunci berupa tembok pertahanan berupa motor boat/motor tempel. Di bagian tengah sekeliling benteng tembok pertahanan ini akan dijumpai sejumlah bangunan di bawah tanah yang dilengkapi dengan pintu masuk yang terbuka. Saat ini di atas lahan benteng pertahanan ini ditumbuhi dengan berbagai jenis pepohonan salah satunya pohon pinus dan bambu yang rimbu.

Bagi yang menyukai wisata sejarah, tidak ada salahnya untuk mengunjungi benteng di Gunung Kunci ini. Untuk memasuki kawasan Gunung Kunci ini pengunjung hanya diharuskan membayar tiket masuk seharga Rp 3.000 per orang. Cukup murah untuk berlibur di alam yang segar dan melihat bangunan peninggalan penjajah Belanda.

/UPTD Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Gunung Palasari
Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
TAHURA Gunung Palasari Kunci
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
08.00 s.d. 16.00 WIB
Benteng peninggalan Belanda