Pada awal berdirinya (tahun 1973), Museum Prabu Geusan Ulun hanya menggunakan dua buah bangunan yaitu Gedung Gendeng dan Gedung Gamelan. Keduanya digunakan untuk menyimpan semua wakaf peninggalan Pangeran Aria Soeria Atmadja.
Gedung Gendeng sendiri dibangun pada tahun 1850 ketika Kabupaten Sumedang berada dibawah pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau Pangeran Sugih. Bangunan ini aslinya dibuat dari kayu dan berdinding gedeg serta berlantai batu merah, sementara atapnya dari genting. Sampai saat ini gedung Gendeng mengalami beberapa kali pemugaran dan rehabilitasi bangunan, pertama tahun 1950, 1955 dan 1993.
Pada awalnya Gedung Gendeng digunakan untuk menyimpan barang-barang pusaka peninggalan leluhur Sumedang beserta senjata-senjata jaman dahulu. Di gedung ini juga ditempatkan gamelan-gamelan pusaka (gamelan kuno). Menyesuaikan dengan perkembangan dimana semakin banyaknya benda pusaka yang disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun, Gedung Gendeng tidak memadai lagi untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka. Akhirnya dibangunlah gedung khusus yang digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka tersebut.
Benda-benda peninggalan berupa pusaka dipindahkan ke Gedung Pusaka, sementara peninggalan berupa gamelan dipindahkan ke Gedung Gamelan. Dan untuk saat ini, Gedung Gendeng sendiri berubah fungsi menjadi gedung sosial budaya.
Pemilik/Pengelola | Yayasan Pangeran Sumedang (YPS)/0 |
Berdiri | 1850 |
Alamat Lengkap | Kompleks Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang |
Nomor Telepon | |
Nomor Handphone | |
Pin BB | |
Web Site | Museum Prabu Geusan Ulun |
Akun Twitter | |
Akun Facebook | |
Page Facebook | |
Akun Google+ | |
Akun Instagram | |
Akun Youtube |
Ahad | 08:00 s.d. 16:00 |
Senin | |
Selasa | 08:00 s.d. 16:00 |
Rabu | 08:00 s.d. 16:00 |
Kamis | 08:00 s.d. 16:00 |
Jumat | |
Sabtu | 08:00 s.d. 16:00 |