Gunung Kunci

Gunung Kunci merupakan sebuah gunung kecil yang berada tidak jauh dari pusat kota Sumedang. Lokasinya berada di sebelah barat laut Alun-alun Sumedang dengan jarak sekitar 700 meter menggunakan jalan besar. Sekilas memang tidak menyerupai gunung, lebih cenderung sebagai sebuah bukit. Namun demikian, sudah dikenal sebagai sebuah gunung dengan nama Gunung Gunci, atau ada juga yang menyebutnya sebagai Gunung Panjunan sesuai dengan lokasi beradanya di wilayah Panjunan.

Pada awalnya wilayah Gunung Kunci ini merupakan sebuah bukit kecil di kaki Gunung Palasari bagian timur. Bukit kecil ini berlokasi tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang, sekitar 650 meter jika menggunakan garis lurus ke arah tenggara. Sehingga posisi bukit kecil ini sangat strategis, bisa melihat langsung ke kawasan pusat pemerintahan Sumedang dari ketinggian puncak bukit dengan perbedaan dengan wilayah sekelilingnya sekitar 20 sampai dengan 40 meter. Ketinggian puncak bukit kecil tersebut sendiri berada pada 503 meter di atas pemukaan laut.

Pada awalnya, lahan di kawasan bukit kecil seluas 2.600 meter persegi tersebut dimiliki oleh seorang bangsawan Sumedang. Awal tahun 1900, lahan tersebut dibeli oleh pemerintah penjajah Belanda. Setelah beralih kepemilikan, di atas lahan bukit tersebut dibangun benteng pertahanan oleh penjajah Belanda. Di dalam bangunan benteng tersebut dibangun sejumlah bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda seperti bungker, bangunan penjara serta bangunan yang digunakan untuk menampung prajurit dan perwira Belanda.

Benteng pertahanan berada di bagian atas bukit dengan bentuk yang menyerupai motor tempel. Panjang bangunan benteng tersebut sekira 70 meter dengan lebar 30 meter. Di sebelah dalam dari bangunan benteng terdapat bangunan yang terdiri atas kamar-kamar yang rata-rata menampung lima sampai dengan tujuh tempat tidur. Bangunan-bangunan ini bagian atasnya sengaja ditimbun menggunakan tanah sehingga ketinggian bukit menjadi bertambah.

Di bagian barat daya bangunan bentang terdapat bangunan yang dibuat ke bawah tanah berupa bungker yang terdiri atas dua lantai ke bawah. Kedua lantai tersebut memiliki fungsi yang berbeda, lantai paling bawah digunakan sebagai ruangan untuk menampung prajurit dan lantai bagian atasnya sebagai ruang perwira. Lantai paling bawah ini berakhir dengan pintu masuk yang di atasnya terdapat penanda lokasi dengan nama PANDJOENAN dan gambar dua kunci bersilangan dengan tulisan G. KOENTJI serta tulisan tahun 1917.

Kondisi Gunung Kunci terkini dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan mulai dari rumput-rumputan, perdu, semak dan pepohonan yang menjulang tinggi. Pepohonan yang tumbuh di Gunung Kunci ini didominasi oleh pohon pinus. Sehingga suasana di Gunung Kunci ini sangat sejuk di bawah rindangnya pepohonan. Pepohonan juga tumbuh di atas tanah yang menimbun bangunan di bagian dalam benteng.

Saat ini, Gunung Kunci memiliki status sebagai bagian dari Taman Hutan Rakyat (Tahura) Gunung Palasari dan Gunung Kunci. Pengelolaannya berada di bawah Bidang Kehutanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang. Gunung Kunci ini menjadi tujuan wisata bagi berbagai kalangan yang ingin melihat-lihat dan mengenal peninggalan jaman penjajahan Belanda.

Untuk menunjang tujuan wisata ini, di kawasan Gunung Kunci dibangun berbagai fasilitas yang akan memanjakan pengunjungnya, dengan tidak mengganggu fasilitas bangunan benteng peninggalan Belanda. Fasilitas yang sudah ada di Gunung Kunci diantaranya adalah Shelter, Bangunan Serba Guna, Gardu Pandang, Ampiteater, Area Bermain Anak, Gazebo, Mushola dan Toilet. Pengunjung Gunung Kunci tidak dibebankan tiket yang mahal. Untuk masuk ke kawasan Gunung Kunci, pengunjung cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.000 untuk menebus tiket masuk.