Bunderan Alamsari merupakan sebuah perempatan yang menjadi titik pertemuan dua jalur jalan raya yang berlokasi di bagian utara kota Sumedang. Alih-alih menggunakan rambu lalu lintas berupa lampu setopan, untuk mengatur lalu lintas kendaraan, di titik tengah pertemuan jalan ini dibuatkan bunderan. Sehingga kendaraan harus berputar ke arah kiri terlebih dahulu walaupun arah yang ditujunya lurus dengan arah asal kendaraan.
Bunderan Alamsari ini menjadi titik pertemuan antara jalan yang menghubungkan kota Sumedang dari arah barat daya ke Majalengka/Cirebon di arah timur laut dengan jalan yang menghubungkan jalan baypass dari arah barat laut ke arah tenggara menuju ke wilayah Wado/Situraja. Sehingga Bunderan Alamsari ini bisa dijadikan patokan bagi yang melakukan perjalanan dari arah timur seperti Cirebon atau Majalengka menuju ke arah barat seperti Bandung, ketika sampai di Bunderan Alamsari ini menandakan sudah sampai di wilayah kota Sumedang.
Bunderan Alamsari tidak memiliki ciri berupa nama atau papan penunjuk. Salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah di atas bunderan ini ada replika Piala Adipura yang pernah diraih oleh Kabupaten Sumedang. Piala Adipura sendiri merupakan penghargaan kepada kota yang paling bersih, dengan Sumedang pernah meraihnya sebanyak dua kali. Yang pertama pada tahun 1984 kemudian diraih kembali untuk kedua kalinya pada tahun 1997. Tugu Adipura yang terdapat di Bunderan Alamsari ini menjadi pengingat bahwa kota Sumedang pernah menjadi kota terbersih dan terindah pada masanya.
Bangunan bunderan yang berada di tengah persimpangan jalan ini memiliki diameter sekitar 15 meter. Lingkaran terluarnya berupa tembok pembatas jalan yang dicat dengan warna hitam dan putih selang-seling. Di bagian dalamnya terdapat tembok lebih tinggi yang menjadi pembatas kolam air mancur dengan diameter sekitar 13 meter. Antara tembok terluar dan tembok pembatas air mancur ini terdapat ruang kosong yang ditanami tanaman hias. Space berikutnya berupa kolam air mancur yang mengelilingi bundaren Alamsari ini dengan jumlah pemancar air mancur sebanyak 12 buah. Dilanjut tembok melingkar berikutnya yang berdiameter sekitar 10 meter membatasi kolam air mancur dengan bangunan utamanya. Di bagian ini terdapat sejumlah pot bunga dan lampu sorot yang menyinari tugu Adipura. Dilanjut dengan tembok bertingkat dengan diamater terluar sekitar lima meter. Tembok bertingkat dengan jumlah tingkatan sebanyak lima dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Di atasnya terdapat tiga buah pilar berbentuk melengkung yang menyangga replika Piala Adipura.
Sebagai perlintasan jalan, Bunderan Alamsari cukup ramai oleh lalu lalang kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan angkutan barang dan pribadi. Beberapa angkutan umum yang melintasi bunderan ini sebagian merupakan Angkutan Umum Perkotaan (Angkot) dan Angkutan Umum Pedesaan (Angdes) di wilayah Kabupaten Sumedang serta Angkutan Umum Antar Kota yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon, Tasikmalaya dengan Cikampek, Cikijing dengan Bandung/Jakarta. Sehingga Bunderan Alamsari seringkali dijadikan tempat transit penumpang dari Angkutan Umum Perkotaan/Pedesaan ke Angkutan Umum Antar Kota ataupun sebaliknya.
Bagi sebagian Angkutan Umum Perkotaan (Angkot) dan Angdes, kawasan Bunderan Alamsari dijadikan terminal bayangan untuk mendapatkan penumpang. Angkot yang seringkali ngetem di sekitaran sini diantaranya Angkot 09 jurusan Terminal Ciakar - Buahdua - Hariang yang berlokasi ke arah timur laut dari Bunderan Alamsari. Kemudian ada juga Angkot 06 jurusan Terminal Ciakar - Situraja dan Angkot 24 jurusan Terminal Rancamulya - Wado yang berlokasi di sebelah tenggara Bunderan Alamsari serta Angkot 03 jurusan Sumedang - Tanjungsari yang biasanya ngetem ke arah pusat kota Sumedang.
Ahad | |
Senin | |
Selasa | |
Rabu | |
Kamis | |
Jumat | |
Sabtu |