Desa Bojongloa adalah sebuah desa dengan klasifikasi desa swadaya yang terletak di Kecamatan Buahdua, Tepatnya di kaki Gunung Tampomas sebelah utara. Karena berada di kaki gunung, wilayah Desa Bojongloa sangat subur dengan sumber mata air yang melimpah. Ditambah dengan udaranya yang sejuk, dan wilayahnya berupa areal pesawahan dan perkebunan yang dipenuhi pepohonan, menjadi wilayah Desa Bojongloa ideal untuk tempat beristirahat. Akses jalan raya yang melewati wilayah Desa Bojongloa juga cukup baik dan sudah beraspal.
Menurut sejarah, dahulu desa Bojongloa merupakan dua desa, yaitu Desa Citaman yang terletak di dusun Citaman dan Desa Cilogang yang ada di dusun Sumber. Kepala Desa yang memimpin Desa Citaman pada waktu itu adalah Jaya Praja dan Desa Cilogang dipimpin oleh Sumamanggala. Sekitar tahun 1940 dua desa ini disatukan menjadi satu, melalui sebuah musyawarah secara mufakat. Kemudian Jaya Praja dan Sumamanggala menjadi calon Kepala Desa, dan yang terpilih menjadi Kepala Desa adalah Jaya Praja. Kemudian nama Desa Citaman dan Cilogang dilebur menjadi satu nama yaitu Desa Bojongloa. Nama Bojongloa berasal dari kata Bobojong yang artinya sebuah tempat dan Loa yang mempunyai arti pohon Loa, sehingga dapat digabungkan sebuah nama "Bojongloa" yang mempunyai sebuah arti tempat yang banyak ditumbuhi pohon Loa, sehingga sampai saat ini nama Bojongloa dijadikan nama Kantor Pemerintahan Kepala Desa Bojongloa.
Ketika Jaya Praja digantikan oleh Jayadirya sebagai Kepala Desa, untuk pertama kali didirikan sekolah di Desa Bojongloa, tepatnya di Dusun Citaman (sekarang bernama SDN Bojongloa I). Sekitar 30 tahun berikutnya didirikan sekolah lagi di wilayah Bojongloa (sekarang SD Bojongloa II). Setelah Jayadirya, Kepala Desa Bojongloa selanjutnya adalah Suhanta, Suwinta, Danu, Adang, Engkus, Kalsaq, Winta, Apka, Saip, Tatang, Suhanta, dan Sahnawi.
Desa Bojongloa memiliki luas wilayah sebesar 534,70 hektar dengan peruntukan sebgian besar dijadikan lahan pesawahan sebesar 46,06%. Sisanya merupakan lahan rumah dan pekarangan dengan persentase 16,09% ditambah lahan ladang, huma dan lain-lain sebesar 37,85%. Topografinya sendiri wilayah Desa Bojongloa merupakan dataran dengan ketinggian sekitar 408 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, wilayah Desa Bojongloa berbatasan langsung dengan Desa Gendereh di sebelah utara, Desa Cikurubuk dan Desa Citaleus di sebelah barat, Desa Cibitung dan Desa Panyindangan di sebelah timur. Sementara di sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kecamatan Cimalaka di Gunung Tampomas.
Berkaitan dengan penduduknya, berdasarkan data tahun 2013 jumlah penduduk yang mendiami kawasan Desa Bojongloa sebanyak 3.571 orang dengan rincian sebanyak 1.736 orang laki-laki ditambah 1.835 orang perempuan. Jumlah Kelapa Keluarganya sebanyak 1.153 KK. Dengan demikian, kepadatan penduduk di Desa Bojongloa sebanyak 667,47 jiwa tiap km persegi.
Mata pencaharian penduduk Desa Bojongloa sebagian besar sebagai petani. Hasil pertanian terbesar adalah padi yang dihasilkan di lahan pesawahan. Padi yang dihasilkan pada tahun 2013 sebesar 4.757 ton dari luas panen seluas 683 hektar. Selain padi, hasil pertanian yang dihasilkan Desa Bojongloa diantaranya adalah jagung, ubi kayu, alpukat, mangga, pisang, dan petai. Selain bergerak di bidang pertanian, ada juga yang yang bergerak di bidang industri khususnya industri makanan dan minuman serta industri kayu.
Bidang seni budaya, di Desa Bojongloa terdapat beraneka ragam seni budaya yang sangat kental di masyarakat dengan budaya pada masa yang lalu. Budaya yang masih ada di Desa Bojongloa diantaranya budaya dalam pernikahan adat Sunda seperti siraman, sawer, buka pintu dan lainnya; Budaya Tutunggulan, yaitu aktifitas ibu-ibu yang menabuh Lisung (Tempat Numbuk padi) menggunakan halu (Penumbuk padi) sebagai pemberi tanda jika ada acara hajatan, sunatan, pernikahan dll; Budaya Hajat Uwar, yaitu tradisi dari masyarakat, dalam rangka menolak bencana, penyakit dengan cara membuat nasi tumpeng/nasi uduk, yang dibawa ke suatu tempat di pertigaan jalan, dipimpin oleh sesepuh kampung, dengan berdoa memohon perlindungan dari Allah SWT; Budaya Nyawen, yaitu dilaksanakan saat menjelang musim panen tiba, dengan menyiapkan makanan di pepuhunan (tempat menyimpan makanan berbentuk kotak yang terbuat dari kayu) dan petani pemilik padi membacakan doa memohon keselamatan, agar panen mendapatkan hasil yang berlimpah; Budaya Jampana, yaitu dilaksanakan pada saat malam hari menjelang acara khitanan atau gusaran, dimana anak tersebut diarak keliling kampung naik Jampana (Kursi yang terbuat dari bambu) dengan diterangi oleh obor (Api dalam bambu diisi minyak tanah). Kesenian yang ada di Desa Bojongloa diantaranya Seni Kuda Renggong, Tanji, Tardug, Reog dan Jaipongan.
(Dari berbagai sumber termasuk Desa Bojongloa, KKNM Unpad Desa Bojongloa 2012 dan BPS Kabupaten Sumedang)
Pemilik/Pengelola | / |
Berdiri | 1916 - 1917 |
Alamat Lengkap | Jalan Raya Buahdua - Hariang, Dusun Sumber |
Nomor Telepon | |
Nomor Handphone | |
Pin BB | |
Web Site | Desa Bojongloa |
Akun Twitter | |
Akun Facebook | |
Page Facebook | |
Akun Google+ | Desa Bojongloa |
Akun Instagram | |
Akun Youtube |
Ahad | |
Senin | |
Selasa | |
Rabu | |
Kamis | |
Jumat | |
Sabtu |