Akses Lokasi

  • Akses Jalan Kaki
    Akses Sepeda
    Akses Sepeda Motor
    Akses Mobil Pribadi
    Akses Angkutan Umum
    Akses Mobil Bus

Share & Like

Peta Lokasi

Foto Utama

Makam Cut Nyak Dien terletak di kompleks pemakaman anggota keluarga milik Siti Khodijah, yang berjarak beberapa ratus meter arah selatan Kota Sumedang, Jawa Barat. Lokasi makam Cut Nyak Dien tepat bersebelahan dengan kompleks pemakaman keluarga Pangeran Sumedang di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.

Cut Nyak Dien sendiri merupakan seorang pahlawan nasional yang berasal dari provinsi Nagroe Aceh Darussalam. Beliau bisa sampai di Sumedang karena diasingkan oleh penjajah Belanda. Setelah tertangkap pada tahun 1901, beliau dibawa ke Sumedang bersama dengan tahanan politik Aceh lainnya. Kedatangan beliau di Sumedang menarik perhatian bupati Sumedang, Pangeran Aria Soeria Atmadja. Karena beliau memiliki kefahaman agama Islam yang mendalam, beliau dijuluki "Ibu Perbu". Selama di Sumedang beliau tinggal di sebuah rumah yang berada di belakang Masjid Agung Sumedang. Letaknya berada di daerah Kaum, Kelurahan Regol Wetan.

Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal dunia karena usianya yang sudah tua dan dimakamkan di kompleks pemakaman Dayeuh Luhur. Awalnya tidak seorangpun yang tahu bahwa beliau adalah Cut Nyak Dien. Karena memang identitasnya yang dirahasiakan oleh penjajah Belanda. Begitu juga bentuk makamnya yang berbentuk kuburan biasa.

Baru pada tahun 1959 ketika Gubernur Aceh pada waktu itu, Ali Hasan melakukan pencarian berdasarkan data yang ditemukan di Belanda. Akhirnya ditemukan bahwa makam tersebut adalah makam Cut Nyak Dien.

Dan saat ini bangunan makam Cut Nyak Dien telah berubah. Setelah dipugar pada tahun 1987 Makam Cut Nyak Dhien dikelilingi pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1.500 m2. Di belakang makam terdapat musholla dan di sebelah kiri makam terdapat banyak batu nissan yang dikatakan sebagai makam keluarga ulama H. Sanusi. Di batu nissan Cut Nyak Dhien, tertulis riwayat hidupnya, tulisan bahasa Arab, Surah At-Taubah dan Al-Fajr, serta hikayat cerita Aceh.

(Informasi: dari berbagai sumber. Foto: Raddien)

/Keluarga Masyarakat Aceh Sumedang
1901
Gunung Puyuh Sumedang
Wisata Ziarah