Akses Lokasi

  • Akses Jalan Kaki
    Akses Sepeda
    Akses Sepeda Motor
    Akses Mobil Pribadi
    Akses Angkutan Umum
    Akses Mobil Bus
  • Berlokasi di dekat jalan raya propinsi yang menghubungkan kota Sumedang - Wado
  • Dilewati Angkutan Umum Sumedang - Corenda dan Angkutan Umum Antar Kota Wado - Jakarta
  • Bisa diakses menggunakan berbagai jenis kendaraan baik roda dua maupun roda empat
  • Berada di dekat Sekolah Dasar SD Negeri Sukamanah dan SD Negeri Cieunteung

Share & Like

Peta Lokasi

Foto Utama

Desa Cieunteung merupakan sebuah desa yang berada di kawasan Kecamatan Darmaraja. Lokasinya berada di dekat pusat kecamatan, tepatnya di barat daya pusat kecamatan dengan jarak sekitar 1,5 kilometer. Wilayahnya berada di sebelah barat jalan propinsi yang menghubungkan kota Sumedang dengan wilayah Wado/Garut.

Menurut cerita yang disajikan oleh Kumeok Memeh Dipacok, nama Cieunteung berasalkan dari nama seorang wanita yang sangat cantik. Selain cantik, wanita ini memiliki sifat yang sangat baik. Dia suka menolong sesamanya, tidak memandang siapa yang ditolongnya. Wanita ini bernama Nyimas Sarieunteung. Wanita ini sudah memiliki kekasih yang tinggal di kampung sebelah, tidak jauh dari kampung kediamannya. Walau demikian, ada seorang pemuda lain yang menginginkan Nyimas Sarieunteung. Namun ditolak oleh Nyimas Sarieunteung, karena sudah memiliki kekasih ditambah kelakukan sang pemuda yang jelek. Karena ditolak, sang pemuda menjadi dendam ingin mencelakakan Nyimas Sarieunteung. Pada satu kesempatan sang pemuda bisa membunuhnya. Sang kekasih yang tidak menerima kenyataan ini, bunuh diri. Dengan kejadian ini, masyarakat memberi nama daerah dengan nama Cieunteung.

Berdasarkan sejarahnya, Desa Cieunteung sudah ada semenjak tahun 1906. Pada periode 1906-1908 Desa Cieunteung yang berlokasi di sebelah barat Desa Cileuweung dipimpin oleh kuwu Ahmad. Pada tahun 1908, Desa Cieunteung ini digabungkan dengan Desa Cileuweung membentuk desa baru dengan nama Desa Sukanagara yang berarti: Suka = Rido, Nagara = Pemerintah (Dalem). Jadi Sukanagara mengandung arti bahwa masyarakat Desa Cileuweung beserta kuwunya dan masyarakat Desa Cieunteung beserta kuwunya rela digabungkan demi negara. Yang menjadi pemimpin sementara di Desa Sukanagara hasil penggabungan ini dari tahun 1908-1910 adalah PJS Adi Manta, mantan Kuwu Cileuweung sebelum penggabungan. Baru pada tahun 1910 diadakan pemilihan kuwu Desa Sukanagara dengan calon Adimanta (Mantan Kuwu Cileuweung) dan Ahmad (Mantan Kuwu Desa Cieunteung). Hasilnya Adi Manta dengan syah sebagai Kuwu Definitif Desa Sukanagara periode 1910-1938.

Sehubungan jumlah penduduk Desa Sukanagara semakin banyak dan secara geografis terlalu luas, maka pada tahun 1980 Desa Sukanagara dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Cieunteung dan Desa Tarunajaya. Nama desanya sesuai dengan nama awal terbentuknya Desa Cieunteung sebelum digabungkan menjadi Desa Sukanagara. Wilayah cakupannya juga tetap sebagaimana wilayah Desa Cieunteung sebelumnya.

Berdasarkan data Potensi Desa tahun 2013, Desa Cieunteung memiliki status sebagai pedesaan dengan klasifikasi sebagai desa swakarsa. Secara topografi, wilayah Desa Cieunteung memiliki bentuk bentang permukaan tanah berupa dataran. Ketinggian wilayah dimana kantor desa berada sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Desa Cieunteung terbagi ke dalam tiga dusun yaitu Dusun Cieunteung, Dusun Paniis, dan Dusun Kamenteng. Sementara jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangganya masing-masing 6 RW dan 26 RT. Secara geografis, Desa Cieunteung dikelilingi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut: Desa Cikeusi di sebelah utara, Desa Tarunajaya dan Desa Darmaraja di sebelah timur, Desa Darmaraja dan Desa Cipeuteuy di sebelah selatan serta Desa Cipeuteuy dan Desa Cimarga Kecamatan Cisitu di sebelah baratnya.

Berdasarkan data Potensi Desa tahun 2014, pada tahun 2013 Desa Cieunteung memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.566 orang. Dengan komposisi sebanyak 2.297 orang berjenis kelamin laki-laki ditambah 2.269 orang berjenis kelamin perempuan. Berkaitan dengan mata pencahariannya, sebagian besar penduduk Desa Cieunteung memiliki pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Sebagian yang lainnya bekerja di sektor jasa, perdagangan, transportasi, konstruksi dan industri.

Berkaitan dengan potensi wisata, di Desa Cieunteung terdapat beberapa situs keramat yang menjadi tujuan wisata ziarah. Salah satunya adalah situs Buyut Paniis. Sesuai dengan namanya, situs ini terletak di Dusun Paniis yang merupakan makam dari Prabu Darma Purbawisesa. Selain makam, ada juga situs Cikajayaan, yang merupakan tempat berwudhu.

(Sumber: dari berbagai sumber termasuk BPS Kabupaten Sumedang, Desa Tarunajaya dan Kumeok Memeh Dipacok)

/
1980
Dusun Cieunteung Desa Cieunteung Kecamatan Darmaraja