Pangaduan Heubeul atau biasa dikenal dengan nama Pangheub merupakan sebuah kawasan di Kecamatan Sumedang Utara, tepatnya di Kelurahan Situ. Saat ini, Pangaduan Heubeul menjadi kawasan padat penduduk dan berbagai fasilitas pendidikan (sekolah) serta perkantoran. Berdasarkan sejarahnya, kawasan Pangaduan Heubeul dahulu kala merupakan arena pertandingan pacuan kuda. Setidaknya pada awal abad ke-20, tempat ini menjadi arena tontonan masyarakat Sumedang menyaksikan lomba pacuan kuda yang dilaksanakan oleh pembesar Sumedang pada waktu itu.
Pangeran Aria Soeria Atmadja yang menjadi pejabat Bupati Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1883 s.d. 1919 merupakan sosok yang pandai membuat suasana menjadi menarik perhatian. Beliau memiliki keinginan untuk menjadikan kuda sebagai magnet bagi berkumpulnya rakyat Sumedang. Jadi, kuda bukan hanya digunakan sebagai alat transportasi dan kendaraan perang saja. Untuk meningkatkan kualitas ternak kuda, pada waktu itu Pangeran Aria Soeria Atmadja mendatangkan bibit unggul secara langsung dari Sumbawa. Dengan tumbuh suburnya peternakan kuda di Sumedang, kemudian memunculkan berbagai Kalangenan yang menggunakan hewan kuda. Salah satunya adalah pacuan kuda atau balapan kuda.
Dan kemudian Pangeran Aria Soeria Atmadja menghibahkan lapangan luas milik Yayasan Pangeran Sumedang yang berlokasi di daerah Angkrek saat ini menjadi lapangan rakyat Sumedang untuk melangsungkan kegiatan pacuan kuda. Pada waktu itu banyak yang menyebutkan kegiatan pacuan kuda dengan istilah pangaduan heubeul. Dengan adanya lapangan pacuan kuda ini, balapan kuda sering dipergelarkan.
Saat ini kawasan Pangaduan Heubeul sudah berubah menjadi kawasan penduduk dan perkantoran termasuk lembaga pendidikan. Tidak lagi digunakan sebagai arena pacuan atau balapan kuda. Arena balapan kuda yang tersedia saat ini berlokasi di daerah Dano Kelurahan Kota Kaler. Namun nama kawasan sebagai Pangaduan Heubeul tetap digunakan.
(Dari berbagai sumber)
Ahad | |
Senin | |
Selasa | |
Rabu | |
Kamis | |
Jumat | |
Sabtu |